Minggu, 28 Februari 2010

MAHA KARYA TULIS HURUF KAWI DI PATUNG TEMBAGA BHATARA LOKANATHA OLEH NAMORA PANDE BOSI

Tulisan tentang Namora Pande Bosi Oleh Mohammad Said dalam Buku Soetan Koemala Boelan (Flora) adalah: "Dalam tahun 1887 diketahui oleh penguasa Belanda bahwa Raja Gunung Tua (Padang Lawas) menyimpan sebuah patung pusaka dari tembaga, dikenal sebagai patung Bhatara Lokanatha (satu dari seribu nama Dewa Siwa). Patung itu diambil Belanda dan kini disimpan di Museum Pusat Jakarta. Sarnaja Brandes yang segera meneliti patung itu, berhasil menterjemahkan teksnya dalam huruf kawi sebagai berikut:
Brandes tersebut menterjemahkan kalimat permulaaan prasasti di atas ke bahasa Belanda sebagai berikut:
"Heil" Caka-jaren verloopen 946, in de maand Caitra op den derden dag van lichte helft dan de maand of vrijdag, toen heeft Surya, de meester smid did beeld van den). Heere Lokanatha vervaardigd..."
Terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia adalah: "Dirgahayu Tahun Caka 946 bulan Caitra, hari ke-3 bertepatan Juma'at dewasa itulah Surya, panda besi, selesai mengukir (patung) batara Lokanatha ini..."
Diperlihatkan pada teks aslinya tentang tokoh Surya, disebut jurupandai. Pada salinan bahasa Belanda dipertegaskan dengan istilah meester smid, yang artinya tidak lain pandai besi. Ini serta merta mengingatkan kita akan nama Pande Bosi, jelasnya Namora Pande Bosi. Dari ukiran itu dapat dipahami bahwa Surya telah berhasil membuat patung seorang Dewa atau Bhatara yang tentunya untuk dipersonifikasikan menjadi pujaan rakyat dewasa itu. Seorang ahli dan tanpa kuatir akan tertimpa ketulahan menukangi tembaga untuk jadi pujaan, bukannya seorang sembarangan atau tukang biasa saja. Ia tentunya selain ahli adalah juga seorang yang terkemuka, berderajad dan amat disegani. Sedikit banyaknya dengan nama itu biasa juga membuat kita mengarahkan pertanyaan, apakah tokoh itu bukan tokoh zaman dulu yang dikenal rakyat bernama Namora Pande Bosi. Tentunya bukan sekedar kebetulan saja ada seorang jurupandai de meester smid pembuat Patung Tembaga Bhatara Lokanatha, sedangkan ada juga Pandai Bosi yang dikenal oleh rakyat dari abad ke abad. Dari sumber lain dapat ditambahkan, bahwa sebelum Namora Pande Bosi yang bermukim di Hutalobu Hatongga Sigalangan masih ada lagi yang bernama Namora Pande Bosi, yaitu kakek (datuk) dari kakek Namora Pande Bosi yang di Huta Lobu tersebut di atas. Namora Pande Bosi I tersebut bermukim di Padang Bolak Ruar Tonga (Sahit ni Huta).
Ada tiga (3) kemungkinan dapat diperkirakan mengenai zaman generasi Namora Pande Bosi dan keturunannya itu berada , yakni:
1)  Generasi pada zaman Surya tahun 946 atau sekitar tahun 1024 M, karena Surya adalah seorang bangsawan juru pandai besi yang skill dan terkemuka.
2)  Generasi tahun Caka 1287 (1365 M) kerajaan di Mandailing yang tentunya dipimpin oleh seorang tokoh terkemuka, bernama Namora Pande Bosi.
      3) Generasi pada zaman yang lebih muda yaitu hanya sekitar abad ke 
          16 M. Menurut tambo/silsilah (stamboom) yang diperbuat atau 
          disimpan oleh keturunan Soetan Koemala Boelan Raja Panusunan
           Kerajaan Adat Tradisional Tamiang Mandailing.

Sumber Referensi:
1.  H. Mohamad Said, Soetan Koemala Boelan (Flora), Raja, Pemimpin Rakyat, Wartawan, Penentang

KARYA RAJA PANUSUNAN TAMIANG SOETAN KOEMALA BOELAN (FLORA)

KARYA BESAR (INTELECTUAL PROPERTY)  RAJA PANUSUNAN TAMIANG KE-10 ATAU KEPALA KURIA KE-5 SOETAN KOEMALA BOELAN SEJAK MENULIS TAHUN 1912 SEBAGAI PEWARTA DELI MENGKRITIK KEBIJAKAN PUBLIK KOLONIAL BELANDA TERUTAMA KEBIJAKAN BELASTING DAN RODI YANG SANGAT MEMBENANI RAKYAT MANDAILING.
PENYUSUN/EDITOR BUKUNYA H. MOHAMMAD SAID (KORAN WASPADA)
PENERBIT BUKU: UI PRESS


TAROMBO MARGA LUBIS NAMORA PANDE BOSI PERTAMA KALI DIBUAT SECARA TERTULIS OLEH RAJA PANUSUNAN TAMIANG SOETAN KOEMALA BOELAN TAHUN 1930





KARYA BUKU KEBUDAYAAN MANDAILING IRWANSYAH LUBIS, SE.,M.Si




















Penulis: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si Gelar Raja Dolok Pardomuan Cucu Raja Panusunan Tamiang Patuan Dolok III
Penerbit: YPPSDM JAKARTA
2010























Penulis: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si Gelar Raja Dolok Pardomuan Cucu Raja Panusunan Tamiang Patuan Dolok III
Penerbit: YPPSDM JAKARTA
2010


 





















Penulis: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si Gelar Raja Dolok Pardomuan Cucu Raja Panusunan Tamiang Patuan Dolok III
Penerbit: YPPSDM JAKARTA
2010


Berangkat dari kebudayaan, tradisi, nilai-nilai leluhur,  manusia menjadi lebih beradab dan lebih bijaksana.
Dengan kebudayaan, tradisi, nilai-nilai leluhur,   manusia menjadi lebih memiliki adat isitiadat.
Marilah  kita mengetahui dan melestarikan kebudayaan, tradisi, nilai-nilai leluhur  nusantara dan khususnya Mandailing.
  
 













Penulis: Irwansyah Lubis, SE.,M.Si Gelar Raja Dolok Pardomuan Cucu Raja Panusunan Tamiang Patuan Dolok III
Penerbit: YPPSDM JAKARTA
2010

KARYA BUKU PERPAJAKAN IRWANSYAH LUBIS,SE.,M.Si

PENULIS DI BIDANG PERPAJAKAN ADALAH IRWANSYAH LUBIS, SE.,M.Si GELAR RAJA DOLOK PARDOMUAN

PENULIS  ADALAH  CUCU DARI PATUAN DOLOK III RAJA PANUSUNAN TAMIANG-MANDAILING  TERAKHIR .

NAMA PENULIS BUKU PERPAJAKAN ADALAH IRWANSYAH LUBIS, SE.,M.Si,  ANAK KETIGA DARI RAHMANSYAH LUBIS, SH GELAR SUTAN GURU

BUKU-BUKU PERPAJAKAN YANG TELAH DITERBITKAN OLEH:
1. PENERBIT PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
    GRAMEDIA KOMPAS GROUP)
2. PENERBIT PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO
    (GRAMEDIA KOMPAS GROUP)
3. PENERBIT SALEMBA EMPAT PATRIA
4. PENERBIT RAJAWALI PERS
5. YPPSDMJAKARTA


PENERBIT: PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO (GRAMEDIA KOMPAS GROUP)


PENERBIT: PT. ELEX MEDIA KOMPUTINDO (GRAMEDIA KOMPAS GROUP)


PT. SALEMBA EMPAT, MARET 2010

PENERBIT: PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA  (GRAMEDIA KOMPAS GROUP)

PT. SALEMBA EMPAT

PENERBIT: PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA  (GRAMEDIA KOMPAS GROUP)

PENERBIT: PT. GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA  (GRAMEDIA KOMPAS GROUP)

PT. RAJAGRAFINDO PERSADA (DIVISI RAJAWALI PERS)

 
PENERBIT: YPPSDM JAKARTA

  
PENERBIT: YPPSDM JAKARTA

  
PENERBIT: YPPSDM JAKARTA

  
PENERBIT: YPPSDM JAKARTA

 

PENERBIT: YPPSDM JAKARTA

Rabu, 24 Februari 2010

TOR-TOR ADAT MANDAILING

 

  

Upah-Upah Raja Inal Siregar dalam pengangkatan Gubernur Sumatera Utara untuk periode kedua kalinya dan Upa-Upa masyarakat Tapanuli Selatan yang di koordinir oleh Haji Tamanah Lubis, SH dan diprakarsa oleh  Alm. Barnang Pulungan, SH Ketua Angkatan 45 Propinsi Sumut juga di saksikan oleh Raja-Raja Adat, pemuka agama, tokoh generasi muda Nurdin Lubis, SH.,MM (Kepala Inspektorat Propinsi Sumatera Utara

BENTENG HURABA (BENHUR)

 

  

  

  

  

  

  

  

  



 

  

Rahmansyah Lubis, SH Gelar Sutan Guru Anak Kandung Kedua dari Patuan Dolok III Raja Panusunan Tamiang - Mandailing pernah menjadi Pejuang 45 Benteng Huraba, di Sibolga, Brigadir XI,  dan Terakhir Sebagai Kepala Bagian Hukum & Agraria PT. Pertamina Sumatra Bagian Utara

LUKISAN SEJARAH TAMIANG

 
Lukisan Makam  Namora Pande Bosi yang diyakini asal mulanya  Marga Lubis Mandailing, di Makamkan Desa Sigalangan  Padang Sidimpuan ditemukan pada tahun 1963 di Huta Hatongga berdasarkan petunjuk dari keturunan Raja Sigalangan. 
Pelukisnya adalah  Mickey Lubis cicit  kandung dari Patuan Dolok III (Raja Panusunan Tamiang Terakhir)
Anak dari Raja Dolok Angkasa atau Kakeknya (ompungnya) dari Mickey  adalah Rahmansyah Lubis, SH Gelar Sutan Guru


  
Lukisan Bagas Godang Siorancang Magodang Tamiang dibangun tahun 1895  
Pelukisnya adalah Mickey Lubis

  
Pelukisnya adalah Mickey Lubis
Lukisan Tanduk  diatas tersebut berasal dari tanduk kerbau (horbo muring) yang dipotong pada waktu upacara adat perkawinan (horja siriaon)  Namora Pande Bosi dengan Dayang Surto Alus Bonang Nabontar, putri dari Datuk Bondaro yang bermukim di Huta Nopan Padang Bolak dengan memotong kerbau yang besar tiada taranya (horbo muring). Dimana tanduk kerbau tersebut diukir sendiri oleh Namora Pande Bosi dan keris ditempanya sendir pada +/- Tahun 1500  Atau Abad Ke-16
Ketika Namora Pande Bosi hendak kembali Hatongga berpesan kepada istrinya, apabila anak-anaknya tersebut kemudian hari ingin menemuinya, maka tanduk yang diukir serta segengam tanah tempat penanaman tali pusar mereka ditunjukkan sebagai tanda bukti atau pengenal atau saat ini dikenal seperti Surat Keterangan Lahir



  
Lukisan tempat duduk Batu Baitang  Dan Langkitang  abad 17 atau +/-1600 merupakan peninggalan peradapan zaman megalitum
Pelukisnya adalah Mickey Lubis


  
Lukisan  Ornament/Ukiran Sarung Keris Sangkalon yang diciptakan oleh Namora Pande Bosi tahun +/- 1532 atau abad ke-16 dan satu-satunya ornament sarung keris sangkalon di dunia.
Pelukisnya adalah Mickey Lubis
Sangkalon adalah lambang rasa keadilan Raja Panusunan dalam mengambil  keputusan di dalam masyarakat Mandailing Tradisional.
Makna Sangkalon adalah nilai-nilai leluhur (local genius) yang melekat pada Raja Panusunan Mandailing Tradisional dalam menegakkan hukum adat harus berdasarkan rasa keadilan dan kepastian hukum yang tidak pilih kasih, berlaku juga terhadap anak kandung sendiri, saudara sendiri bila terbukti bersalah maka  dihukum juga.


  
Pelukisnya adalah Mickey Lubis
 

Keris Rahmansyah Lubis Gelar Sutan Guru
Keris Raja Dolok Angkasa
Keris Raja Dolok Mula Tua
Keris Raja Dolok Mula Tua

CANDI BAHAL PADANG LAWAS BAGIAN II