Jumat, 19 Februari 2010

BUKU PATUAN DOLOK RAJA PANUSUNAN TAMIANG, PEJUANG KEMERDEKAAN, PELESTARIAN ADAT-ISTIADAT DAN BUDAYA MANDAILING

Buku Patuan Dolok Raja Panusunan Tamiang, Pejuang Kemerdekaan, Pelestarian Adat Istiadat Dan Budaya Mandailing) ditulis untuk mengetahui asal usul mulanya keturunan Lubis Raja Panusunan Tamiang Mandailing, yang menjadi bagian dari jati diri suku atau orang Mandailing dari masa lalu sampai  masa kini dan masa akan datang serta mempertahankan nilai-nilai leluhur yang baik sesuai ajaran agama Islam dan merevitalisasi kebudayaan masyarakat Mandailing secara umum mulai disusun  dari September 2004.

Judul Patuan Dokok  Raja Panusunan Tamiang bermakna bahwa generasi pertama marga lubis dalam membuka pemukiman baru di Mandailing Julu sudah memakai konsep kitab-kitab kuno agama Budha dan Hindu, dimana sebuah candi didirikan di sekitar tempat bercengkeramanya para dewa, yaitu: di puncak dan lereng bukit, daerah kegiatan gunung berapi, dataran tinggi, tepian sungai, danau, dan pertemuan/partomuan (tempuran) dua sungai dianggap menjadi lokasi yang baik untuk pendirian sebuah candi.

Buku ini memaparkan bahwa budaya produk sosial dari masyarakat Tamiang-Mandailing  yang tumbuh secara otomatis, ditransfer secara turun-menurun dan merupakan sumberdaya yan mewarnai kehidupan kita pada saat ini. Produk-produk budaya dapat berupa: peraturan, hukum, kebiasaan-kebiasaan, sistem dan prosedur, arsitektur, bangunan, alat-musik, tarian, buku dan lain-lain.

Dalam peyusunan buku ini pada saat sebelum diterbitkan  telah banyak dikritisi, saran, masukan dan diedit/diperbaiki oleh udah/paman Haji Tamanah Lubis, SH Gelar Sutan Alogo Panusunan dan Ompung Dr. Martua Lubis, MSc Gelar Raja Dolok Martua, Balyani Lubis Gelar Sutan Panusunan.
Dalam penyusunan Buku Patuan Dolok Raja Panusunan Tamiang, Pejuang Kemerdekaan, Pelestarian, Adat Istiadat Dan Budaya Mandailing) diambil dari literature-literature tentang seluruh kehidupan masyarakat Mandailing dari Tulisan yang diteliti oleh Penulis-Penulis Mandailing dari masa lalu sampai saat ini dan juga melakukan penelitian survey terutama dari Buku Soetan Koemala Boelan (Flora)  Raja, Pemimpin rakyat, wartawan penentang kezaliman Belanda  masa 1912-1932  oleh Penulis  H. Mohammad Said. Dimana penulis  juga melakukan penelitian deskriptif tentang sejarah kehidupan Partomuan Lubis Dengan Gelar Patuan Dolok III dan Tarombonya.

Penyusun  menyajikan literatur peradapan atau kebudayaan, antara lain: Bagas Godang, Sopo Godang, Gordang Sambilan, Peralatan  Adat, Adat Istiadat Suku Mandailing, Nilai-Nilai Leluhur dan Ornament  yang dapat diambil hikmahnya bagi semua pembaca yang berminat memahami Adat, Kebudayaan, Peninggalan Nilai-Nilai Tradisi Masyarakat Mandailing khususnya Raja Panusunan di  Mandailing (sebagian referensi dari Buku Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman ditulis oleh H. Pandapotan Nasution, SH.)

Penulis menyajikan Buku ini untuk mengenang nilai-nilai leluhur Marga Lubis keturunan Namora Pande Bosi dan untuk melestarikan adat istiadat Mandailing sesuai dengan ajaran agama Islam, menambah literature yang sudah ada, agar tidak hilang dimakan zaman baik masa kini maupun akan datang. Dan juga mendorong generasi-generasi masa kini bersilaturahmi sesama umat manusia terutama asal Mandailing serta mempertahankan tradisi kasih sayang seperti yang dimaksud dalam Dalihan Na Tolu (DNT) di masyarakat Mandaling terdahulu sampai saat ini.
Buku ini disusun untuk menumbuhkan kembali pemahaman, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai leluhur adat istiadat masyarakat Mandailing dengan kita harus mengetahui asal mulanya dan Bona Ni Adat Mandailing itu sendiri terutama untuk  generasi muda pada saat ini.

Dalam penyusunan Buku Patuan Dolok Raja Panusunan Tamiang, Pejuang Kemerdekaan, Pelestarian Adat Istiadat Dan Budaya Mandailing), masih ada kekurang-kekurangan dalam penulisan, karena keterbatasan literature-literature, fakta dalam bentuk gambar, benda-benda atau peralatan adat dimasa lalu dan makin sedikitnya pemuka-pemuka Mandailing yang betul-betul memahami Sejarah Mandailing  pada saat ini.

Dari hasil kajian perkembangan adat-istiadat dan kebudayaan khususnya Tamiang Mandailing, maka perlu suatu perlindungan hukum dalam bentuk Undang-Undang untuk melindungi adat-istiadat,  kebudayaan dan masyarakat adat di seluruh Indonesia demi kelestarian dimasa datang.

Tujuan penulisan buku ini agar generasi saat ini lebih perhatian terhadap nilai-nilai tradisi, adat istiadat, budaya, nilai-nilai leluhur, peninggalan sejarah Mandailing yang hampir punah untuk dilestarikan, dibina dan diperkaya di masa kini dan akan datang yang memberi corak  khas pada kebudayaan nasional Indonesia sebagai kunci perekat suatu bangsa untuk meningkatkan harkat, martabat dan jati diri dan kepribadian masyarakat Mandailing.
Tujuan buku ini juga untuk mengetahui bagaimana dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terus menerus dari waktu ke waktu. Maka perlu kita mengetahui lebih mendalam lagi dasar-dasar inti dari kebudayaan. Inti dasar adalah ide sentral yang memberikan pengaruh bentuk luar yang dapat berubah-ubah tetapi tidak terlepas dari ide sentralnya. Dari ini dapat dilaksanakan melalui reinterpretasi, reintegrasi dan adaptasi sehingga perubahan itu tidak memperlemah tradisi, justru dengan perubahan lebih memperkuat lagi tradisi karena tetap dijiwai oleh ide sentral itu (WHD No,320 tahun 1993, Prof. Dr. I.B.Mantra).

Atas Kekurangan dan juga kesalahan dalam penulisan buku ini, mohon maaf dan diharafkan dapat memberikan  masukan-masukan konstruktif untuk meluruskan tulisan ini dimasa akan datang. Agar  tulisan-tulisan tentang local genius (kearifan lokal) Mandailing banyak di sajikan oleh penulis saat ini dan disambung oleh penulis generasi dimasa akan datang. Dalam kesempatan ini penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang turut membantu terutama: Udah Tamanah Lubis, SH Gelar Sutan Alogo Panusunan, Udah Balyani Lubis, SH Gelar Sutan Panusunan dan Ompung Dr. Martua Lubis Gelar Raja Dolok Martua Dan orang tua kami Rahmansyah Lubis, SH Gelar Sutan Guru.
JAKARTA/BALI,  PEBRUARI 2010


IRWANSYAH LUBIS, SE.,M.Si
(GELAR RAJA DOLOK PARDOMUAN) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas partisipasi dalam pelestarian adat-istiadat