Rabu, 17 Februari 2010

SUTAN PANUSUNAN RAJA PANUSUNAN TAMIANG 1849-1875

Sutan Panusunan adalah Raja Panusunan Tamiang Mandailing Ke-7 dan Kepala Koeria ke-2 dan mempunyai keturunan:
  1. Patoean Dolok II   (Raja Panusunan ke-8 dan Kepala Koeria ke-3).
  2. Raja Lelo.
  3. Raja Naga Bosar.
  4. Mangaraja Parlindoengan. (Demang).


 
Soetan Panoesoenan Lahir Juli 1802 dan meninggal 18 Juli 1902 di Tamiang. Makamnya di Huta Logu dengan usia kurang lebih 100 tahun (mengidentifikasikan keturunannya berumur panjang) dan diphoto 25 September 2009.

    Soetan Panoesoenan Adalah Pemimpin Besar (goodwill/abstrak culture) dan kaya raya (banyak
    memiliki kerbau). Berjasa Menyatukan 15 Huta (Kampung) dan Tamiang Menjadi Ibu Kampung
    dan Raja Panusunan. Soetan Panoesoenan  menjadi Raja Panusunan dari 1849 sampai dengan
    1875) selalu berpihak kepada rakyatnya

  
Tempat Pemakaman Sutan Panusunan di Huta Logu dan jalan menuju makam melalui Muara Tagor dan gambar Batari, di photo 25


  

Makam Sutan Panusunan dan istrinya yang sudah masuk Islam dan di photo 25 September 2009
Pemimpin mestinya menyadari bahwa ia mempunyai tanggung-jawab sejarah bangsanya , dimana telah berusia lebih dari ratusan tahun 

  
Makam Istri Sutan Panusunan yang belum masuk Islam dan di photo 25 September 2009

  
Makam Istri Sutan Panusunan  belum masuk Islam dan di photo 25 September 2009
 
MENURUT: SUTAN PANUSUNAN: 
PEPERANGAN ADALAH SOLUSI KUNO (DERITA KEMANUSIAN)  DAN PERDAMAIAN ADALAH SOLUSI  MODERN (MENJUNJUNG TINGGI HARKAT MARTABAT KEMANUSIAN).
Menurut Haji Tamanah Lubis, SH pada masa Raja Tamiang ke-7 Gelar Sutan Alogo Panusunan bahwa Sutan Panusunan mempunyai prestasi kepemimpinan yang besar, dimana Ia berhasil menyatukan 15 Kampung (Huta) dan Tamiang menjadi Ibu Kampung dan Raja Panusunan (1849-1875). Persekutuan daerah (streek) atau kampung-kampung/huta-huta yang termasuk ke dalam wilayah kesatuan dari Kerajaan Adat Tradisional Tamiang pada waktu itu adalah:

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas partisipasi dalam pelestarian adat-istiadat