Selasa, 23 Februari 2010

SOPO GODANG

Balai sidang adat yang dinamakan sopo godang sopo atau  dengan nama sopo sio rancang magodang inganan  ni pertahian peradatan parosu-rosuan ni huta dohot dongan,  artinya: Balai sidang adat tempat melakukan sidang adat dan tempat menjalin keakraban para tokoh terhormat dan kerabat. Sopo godang artinya balai sidang adat dipergunakan oleh Raja dan tokoh-tokoh Na Mora Na Toras untuk mengambil keputusuan-keputusan penting dan tempat menerima tamu terhormat dan juga memiliki fungsi sebagai tempat penyimpanan benda-benda atau alat-alat kesenian, seperti gordang sambilan, gendang, ogung, serta tempat musyawarah adat, tempat memutuskan sesuatu perkara adat dan atau hukum, tempat, acara kesenian adat atau tari tortor. Bangunan sopo godang biasanya berada di depan bangunan bagas godang. bangunan sopo godang (balai sidang adat) tidak berdinding. Keadaannya yang demikian itu melambangkan pemerintahan yang harus dijalankan secara demokratis. Penduduk atau rakyat harus dapat dengan bebas dan langsung menyaksikan persidangan yang dilakukan oleh Namora Natoras dan Raja di balai sidang tersebut dan sekaligus dapat pula mendengar apa yang mereka bicarakan dalam persidangan. Tiang-tiang sopo godang yang terbuat dari berbentuk segi delapan yang disebut tanah salapan. Keadaannya yang demikian itu menandakan bahwa pembangunan sopo godang sebagai balai sidang adat dikerjakan secara gotong royong oleh penduduk dari delapan penjuru mata angin

Sumber Referensi:
1.  H. Mohamad Said, Soetan Koemala Boelan (Flora), Raja, Pemimpin Rakyat, Wartawan, Penentang
2.   Nasution, H. Pandapotan, SH, Adat Budaya Mandailing Dalam Tantangan Zaman, Penerbit Forkala Prov. Sumatera Utara, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih atas partisipasi dalam pelestarian adat-istiadat